Rahasia Panjang Umur dan Barokah
Cari Berita

Advertisement

Rahasia Panjang Umur dan Barokah

Sabtu, 15 Oktober 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

Oleh Hikam Zain

DutaIslam.Com - Hidup tidak bisa diminta. Kita terlahir tidak bisa dipesan harus dimana, dari ibu siapa, dalam kondisi bagaimana. Semua itu sudah ditakdirkannya. Begitu juga kematian, ketika sudah waktunya maka sekali-kali tidak bisa diundur ataupun dimajukan.

Yang hanya bisa kita usahakan adalah agar mati dalam keadaan khusnul khotimah. Semua tergantung kebiasaan sehari hari, begitu kata Imam Ghazali dalam kitan Ihya' Ulumuddin.

Panjang umur dan senantiasa taat kepada Allah adalah termasuk perkara yang baik dan harus kita mintakan, karena Nabi Muhammad SAW bersabda;

خيركم من طال عمره وحسن عمله 

"Sebaik-baik dari kalian adalah yang panjang umurnya dan bagus amalnya". (Al-Hadits).

Seseorang yang panjang umurnya dan baik amalnya, maka derajatnya akan arfa' (lebih tinggi), derajatnya akan mengungguli kita yang umurnya pendek dan amalnya baik. Akan tetapi seseorang yang panjang umurnya dan tidak taat melaksanakan perintah Allah SWT, maka hal itu adalah bencana dan akan menambah siksaan yang begitu pedih dibanding yang sedikit umurnya dan jelek pula.

Seseorang yang menyukai  panjang umurnya di dunia karena untuk beramal sholeh, untuk mendekatkan diri kepada Allah, kita lihat dulu, benar tidak omongan orang seperti itu. Jika dia orang yang benar-benar menjaga waktu, menjaga hubungannya dengan manusia, menjaga hubungannya dengan Allah SWT serta menjauhi larangan-Nya, maka dia benar-benar golongan as-shodiqin (orang-orang yang tulus).

Orang seperti ini ingin panjang umur karena ingin beribadah, akan tetapi jika dia suka panjang umurnya tapi malas beribadah, orang yang seperti ini adalah Kadzib (orang-orang yang berbohong dalam kecintaannya terhadap umur panjang). Mereka yang cinta terhadap umur panjang dia akan menjaga waktu dari perkara hal yang sia-sia.

Dan memang dunialah tempat beramal, sedangkan akherat adalah Darul Jaza' (hari pembalasan )
Mungkin saja orang yang suka berumur panjang itu karena belum siap untuk mati, dan masih ingin menikmati kemewahan dunia, atau karena untuk memperbaiki amal.

Oleh karenanya, kita harus bersabar dalam kehidupan yang singkat ini, yang cuma 63 tahun umur standar, umur daripada umat Nabi Muhammad SAW. Adapun selebihnya adalah bonus. Bersabar terhadap musibah, bersabar terhadap melakukan kebaikan sekalipun dihina.

Guru kami Al-Habib Umar bin Hafidz pernah berkata; "seandainya panjenengan tahu akan buah kesabaran, tahu akan enaknya kesabaran yang didapat nanti, maka manusia akan berlomba-lomba untuk mencari ujian, untuk mendapatkan musibah. Karena tahu akan besarnya faidah yang didapat."

Pembaca yang dimuliakan Allah, seandainya Anda dihidupkan oleh Allah 100 tahun lagi, kira-kira mau tidak? Yang repot justru keluarga nanti karena anda hanya bisa menjadi kembang amben saja ketika sudah tua renta dan berpenyakitan.

Mungkin dihidupkan 200 tahun lagi kita mau, namun nikmat yang kita rasakan tentu terus berkurang. Nikmatnya makan sate terus berkurang, sedangkan penyakit bergantian mendatangi. Oleh karenanya kita minta kepada Allah SWT agar diberikan umur yang barokah, penuh kemanfaatan, bisa memberikan manfaat kepada sebanyak-banyak manusia.

Contoh dari pada itu adalah para ulama Hadramaut dan Indonesia. Mereka tidak menghabiskan waktu kepada hal yang sia-sia, tidak melihat sinetron, tidak melihat televisi dan perkara-perkara huru-hara dunia yang tidak ada fungsi kemanfaatnnya kepada diri sendiri.

Di antara mereka ada yang menghabiskan waktunya untuk membaca istighfar 25.000 kali, LailahaillAllah 25.000 kali, subhanAllah walhamdulillah 25.000 kali hingga mengkhatamkan Al-Qur'an setiap 7 hari sekali. Ada lagi yang setiap 2 hari sekali hatam baca Al-Qur'an seperti Mbah KH. Anwar Nur. Itu pun masih disambi dengan aktivitas dakwah dan perbuatan positif lainnya.

Begitulah para ulama dalam menjaga waktu. Jika kita tidak meniru para ulama, para pewaris para Nabi, maka siapa yang akan kita tiru. Jika kita meniru orang-orang yang fasiq, meniru pemain sepak bola saja, akan kemana hidup kita nanti? Akan bersama siapa kita kela? Pemain bola macam Ronaldo, David Beckham dan lainnya adalah zakhorifu hayatid dunya. Bolehlah senang dengan gaya main bolanya, tapi jangan meniru perilakunya dan juga gaya hidupnya. [dutaislam.com/ ab]

Ahmad Zain Bad, AnNur II Bululawang Malang.
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB