Kisah Sedih Driver Gojek (Jangan Semena-Mena Walau Anda Customer)
Cari Berita

Advertisement

Kisah Sedih Driver Gojek (Jangan Semena-Mena Walau Anda Customer)

Minggu, 04 September 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

DutaIslam.Com - Suatu malam perut saya keroncongan, kalau tidak diisi, mata tak bisa merem, tapi mau keluar tengah malam serem. Hmm..

Belum lagi berapa uang bensin buat muter-muter mencari makan tengah malam. Akhirnya, pegang HP, lalu order Goo Food pakai Gojek sambil tiduran. Eh, 30 menit kemudian makanan datang, bayar ongkir cuma Rp. 9 ribu. Itu dari Wonokromo ke rumah saya di Aloha, dan tidak perlu keluar, tidak perlu antri, tanpa perlu resiko di jalan serta tidak butuh muter-muter menghabiskan bensin.

Tapi apa Anda tahu dibalik itu? Kebetulan outlet saya Martabak Hawaii Sidoarjo adalah partner Gojek. Jadi saat melayani mereka, kadang banyak cerita yang bikin hati nelangsa. 

Saat order sesuatu, ketika Anda pencet hape lalu menunggu dengan aktivitas Anda, bekerja, santai dan sebagainya, saat itu pasukan Gojek muluncur ke tempat yang anda minta, mereka order makanan yang tak ia makan, kadang antri bejubel dengan pembeli lain dengan perasaan was was, karena kalau kelamaan customer bisa tekan tombol 'cancel', sia-sia lah perjuangannya. 

Setelah orderan ready, mereka menalangi dengan uang pribadi pesanan anda, lalu berangkat tanpa memikirkan risiko di jalan, mencari alamat yang kadang harus kesasar tak karuan. Belum lagi kalau mendapati komplain pelanggan yang tak sabar menunggu datang orderannya.

Suatu hari seorang gojek pernah berkata pada saya, "Saya sering order makanan Mbak, tapi kasihan istri saya tidak pernah saya belikan makanan seperti ini, sampai istri saya protes: kok di kasih baunya aja toh pak, tapi makanannya untuk orang." Wihhh, perih hati ini dengarnya. 

Semalam lain lagi, mata smp berkaca kaca. Jam 10 malam habis Hujan deres, sederesnya, sudah mau pulang dari toko, karyawan saya memanggil.

"Mbak ada Gojek, mau nanya,"
 
Saya heran kenapa nanya saja kok mesti memanggil saya. Saya temui seorang Gojek pakai mantel plastik kedinginan, efek kehujanan. Ia membawa kotak kemasan berbungkus plastik yang sebagian sudah penyek dan basah.

Saya: "Kenapa, Pak."

Gojek: "Maaf Mbak, bolehkan saya mengembalikan orderan ini? Saya mnta tolong, soalnya tadi saya pakai uang saya pribadi dan customer nya tidak mau nerima."

Saya: "Lho kenapa tak mau nerima, pak? Memangnya kirim kemana?"

Gojek: "Driyorejo Gresik Mbak, katanya kelamaan coz tadi saya berteduh dalu karena kehujanan. Jadi customernya tidak mau terima."

Hati menangis. Saat Anda order, gojek menalangainya dgn uang pribadinya, kemudian Anda menggantinya saat serah terima orderan. Kalau customer tidak mau menerima, siapa yang akan mengganti uangnya? Siapa yang akan bayar ongkos bensinnya?

Padahal, mereka sudah menngantrikan, menalangi pembayaran, mengantarkan ke alamat, keluar tenaga dan bensin, belum risiko yang ditanggung di jalan raya. 

Saya lihat orderannya seharga Rp. 24 ribu saja. Bagi kita mungkin tak seberapa, tapi bagi mereka, itu adalah modal. 

Toko saya daerah Taman Geluran dan saya tahu kalau ke Driyorejo Gresik itu jauh. Driver Gojek juga manusia. Mereka melayani kita untuk mencari nafkah anak istri, memudahkan kita, maka bersabarlah saat mereka terlambat, karena biar panas mereka tetap Go. 

Ada kalanya hujan, mereka berhak berteduh sejenak. Jadi, kita yang menunggu, mohon lapangkan hati untuk bersabar karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di jalan. [dutaislam.com/ ab]

Source: FB Martabak Hawaii
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB