Hati-Hati Jebakan Batman Lemapora Subabane Poalsedaisin
Cari Berita

Advertisement

Hati-Hati Jebakan Batman Lemapora Subabane Poalsedaisin

Rabu, 28 September 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Dari atas kiri: Mr. Hans, Logo Lemapora dan Dewi
(Foto: dutaislam.com/ ab)
DutaIslam.Com - Siang itu di Jepara, pada April 2015 (lupa tanggal), salah satu kru redaksi Duta Islam pernah diundang untuk mengikuti sebuah acara presentasi dari beberapa orang yang mengaku memiliki kewenangan untuk mengeluarkan harta kekayaan nusantara yang tersimpan di luar negeri.

Kalau tidak salah, ada 5 orang yang datang menjelaskan maksud dan tujuan dari organisasinya yang disingkat sebagai Lemapora Subabane Poalsedaisin. Awalnya, itu adalah bahasa asing, tapi setelah diskusi panjang selama sekitar 2 jam, ternyata kalimat tersebut adalah akronim dari Lembaga Mahkamah Potensi Rakyat Suku Bahasa Bangsa Negara Potensi Alam Semesta dan Segala Isinya Indonesia.

Dari namanya saja tidak efektif. Tidak mudah diingat apalagi dipahami dan disukai secara instan. Singkatannya terlalu panjang, lebih panjang dari pejelasan dua orang pembicara di rumah sempit itu, yang tidak efektif dan efisien dan penuh kemusykilan.

Kata Mr. Hans Rama, atau di tanda pengenalnya berbahan kertas printer warna hijau ditulis Mr. Siluman, salah satu narasumber, rakyat Indonesia ini memiliki kekayaan yang dititipkan ke luar negeri oleh Mr. Soekarno. Konon, kekayaan itu adalah akumulasi dari harta karun berupa emas dari 300-an kerajaan di seluruh Nusantara.

Ketika Indonesia merdeka, Mr. Soekarno (ini sebutan samaran yang tidak selalu identik dengan Ir. Soekarno sang proklamator), mengumpulkan seluruh raja-raja untuk bergabung menjadi negara republik. Harta kerajaan diserahkan seluruhnya kepada Mr. Soekarno untuk ditimbun agar kelak ketika anak negeri ini sudah siap, bisa diambil dan dibangun untuk kesejahteraan rakyat secara utuh. Harta itu disebut sebagai "harta amanah" yang nilainya milyaran dollar. Asyik bukan?

Pengetahuan tentang adanya "ilusi" kekayaan tak tampak itulah yang disosialisasikan hingga ke Jepara, mencari pengikut, lalu diajak untuk menyumbang agar harta yang sudah ada tapi misterius itu bisa cair. Ini yang perlu diwaspadai. Jika Anda menyerahkan nomor hape, jangan harap tidak akan dihubungi oleh Mr. Hans Rama itu, atau paling tidak oleh pendampingnya, yang, menurut informasi Duta Islam, dia keturunan Presiden Soekarno dari istri di Demak. Namanya Dewi.

Datang saja ketika dapat undangan Lemapora Subabane Poalsedaisin di daerah. Tapi, jangan terlena dengan keterangan sepihak. Siapkan paket data internet untuk perbandingan informasi yang disampaikan. Anda akan menemukan kemusykilan-kemusykilan yang tak terperi.

Kumpulan Teori Orang Bingung
Salah satu keterangan musykil atau ngoyoworo adalah kalau kunci pembuka harta karun milik kita, -kata mereka,- adalah orang bernama Bernard Nobel. Jika Anda searching di internet, foto Bernard Nobel tampak jenggotan tebal, gemuk dan berwibawa dibandingkan dengan Bernard Nobel versi Lemapora yang kerempeng laiknya tukang tani miskin, dekil, kumuh, yang tidak makan berhari-hari. Lucunya, dia masih hidup (padahal sudah meninggal 10/12/1896) serta disebut bukan dari Swedia, melainkan Makassar, Sulsel. Wkwkwk....

Anda juga akan ditunjukkan legalitas Lemapora Subb....(ah ribet)...dalam bentuk banner murahan tapi panjang. Isinya, Lemapora (pendekin saja yah singkatannya) sudah mendapatkan mengakuan Mahkamah Internasional sejak tahun 2006 dan katanya sudah didukung oleh 32 negara. Tapi coba Anda ketik di Google, lalu klik wikipedia, dijamin tidak akan menemukan profil jelas lembaga misterius itu.

Logikanya, lembaga yang mendapat pengesahan dunia harus ada profilnya, minimal di Wikipedia. Apalagi dia mengaku ingin butuh sosialisasi juga. Jelas internet dan dunia maya adalah media paling efektif dan murah dipakai untuk promosi.

Di situs pencarian semacam Google, ketika mengetik Lemapora, Anda hanya akan menemukan blog berjudul lemapora.blogspot. Tentu Anda dibuat bingung bahwa ada lembaga internasional yang hanya beredar lewat blogspot. Domain premium saja tidak kuat beli, bagaimana dengan realisasi misinya. Irasional bukan?

Misi Lemapora, sebagaimana di kartu identitas murahan Mr. Hans, ada 4 + 1 Visi (bingung juga kenapa dia tidak langsung sebut 5 visi), yakni 1. Lingkari dunia dengan damai, 2. Jangan ada satu pun yang binasa, 3. Di belakang tidak kudus, di belakang kudus, 4. Bina bangun desa, 5. Jangan saling berantem, nanti mai semua. Aji Uji Diri Sendiri. Ini fotonya:

Foto: ini berbahan kertas printer, dengan background logo lucu
Beberapa pembaca Duta Islam diminta memahami 4 + 1 visi Lemapora Mr. Hans Rama itu, bingung semua. Antara poin satu dan lainnya tidak sejalan. Bahkan tumpang tindih. Lihat misalnya pada poin kelima, bukankah kalimat "jangan saling berantem, nanti mati semua," sudah terwakili di poin pertama yang berbunyi "lingkari dunia dengan damai"? Pun tidak nyambung pula antar kelima poin tersebut. Tidak ada tahapan stretegis sejak dari wacana. Bagaimana mau membangun desa?

Kesimpulannya, orang-orang yang percaya dengan Lemapora adalah mereka yang bingung dengan dirinya sendiri dan gila harta. Di forum sosialiasi itu, Anda tidak akan mendapatkan ruang diskusi. Yang ada hanya informasi, kilah, diminta belajar lagi dan instruksi sepihak. Jika ingin lanjut bertanya, sudah disiapkan kertas print berbentuk kotak kartu nama berisi nomor telpon Mr. Hans atau Mr. Siluman. Ini nomor hapenya: 0823-0104-0225 atau 085-216-345-925.

Foto: kartu iedntitas Mr. Hans Lemapora yang disebar
Sekelas penggerak lembaga dunia, emailnya masih pakai gmail dan pakai nama lebay, ini dia: [email protected]. Tertera alamatnya dari Karanggeger, Pajarakan, Probolinggo, Jawa Timur. Tidak jelas Rt Rw dan jalannya apa. Dia juga menyimpan nomor hape Nyai Ratu Kidul dan nama-nama antik lainnya. Kontak saja ke beliau kalau ingin harta warisan Mr. Soekarno untuk Anda cair lebih cepat di pikiran. Paling tidak sediakan dana sekitar 50 juta untuk membantu mereka supaya rakyat siap menerima dana bejibun dari Swiss.

Dalam pertemuan itu, biasanya mereka membawa banner-banner bukti legitimasi, buku tebal ribuan halaman berisi foto kegiatan mereka dan dukungan kesepuhan pewaris kerajaan nusantara serta janji-janji menghebohkan akan membuat bank di 77.707 desa, tanpa bunga. Wow sekali pokoknya!

Ada banyak kejanggalan lain yang terungkap, tapi kami cukupkan sekian. Hanya sebagai peringatan kepada kita semua agar tidak selalu serakah dengan harta tidak jelas. Bekerjalah wajar, Anda akan bertahan, meskipun hanya cukup untuk hidup sehari-hari. Yang wajar yang terus ada. Saol rejeki. [dutaislam.com/ ab]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB