: Peraih Medali Emas Olimpiade Matematika Internasional Diberi
Penghargaan
DutaIslam.Com - Perjuangan
kemerdekaan tidak bisa dilepaskan dari peran para ulama, kaum terdidik dan elemen
pondok pesantren. Meski kemerdekaan
diperjuangkan oleh semua elemen bangsa, gagasan-gagasan utamanya dibentuk dan
didorong oleh lapisan masyarakat yang berkesempatan meraih pendidikan pada masa
itu. Karena itu, santri sebagai pemilik masa depan harus mampu membuat sejarah.
Hal itu disampaikan Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul
Hakim Mahfudz saat menjadi inspektur upacara dalam Peringatan Hari Kemerdekaan RI
ke-71, Rabu (17/8/2016). Upacara yang diikuti seluruh unit pendidikan yang
berada di lingkungan Pesantren Tebuireng itu melibatkan sedikitnya 4.000 santri
dan 430 guru dan karyawan.
Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Kikin ini, kemerdekaan
digagas dan diperjuangkan bukan hanya untuk menggulung kolonialisme. Lebih dari
itu, kemerdekaan dimaksudkan untuk meraih kesejahteraan dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Generasi terdahulu telah berhasil secara gemilang menggulung
kolonialisme. Kini giliran kita untuk meneruskan kerja sejarah bangsa ini.
Peringatan 71 tahun kemerdekaan ini adalah pengingat dan penanda bagi kita
semua untuk bekerja semakin keras dalam mengisi kemerdekaan," ungkapnya di
hadapan peserta upacara.
Selain kunci penting kemerdekaan, keterdidikan juga menjadi kunci
penting untuk meraih kemajuan bangsa. "Dengan keterdidikan, kita bisa
meraih kemajuan dan membuat bangsa kita lebih dari sekadar sejajar dengan
bangsa-bangsa lain yang sudah maju," tuturnya.
Sebagai pesantren yang mempunyai andil besar dalam perjuangan
kemerdekaan, Gus Kikin mengajak seluruh santri dan guru di lingkungan Pesantren
Tebuireng untuk bekerja keras menyiapkan generasi emas Indonesia pada 2045.
"Bagi para guru, mendidiklah dengan hati dan sepenuh hati, dengan
keluhuran budi pekerti dan keteladananserta keluasan pengetahuan, agar bisa
menginspirasi dan menjadi teladan bagi generasi yang akan datang," pesannya.
"Kepada para pelajar, kami berharap kalian akan menjadi
generasi penerus yang dapat membawa kejayaan bangsa dan negara Indonesia di
masa mendatang. Kalian bisa berkiprah sesuai profesi masing-masing, dengan
tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pesantren Tebuireng," tuturnya.
Untuk itu, bapak dua anak itu berpesan agar seluruh santri belajar
dan bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita. “Kalian adalah pemilik masa
depan. Belajarlah dengan keras, tuntas dan sepenuh hati. Jangan menunggu, tapi
tempalah kepribadianmu dan kembangkan prestasimu. Jalinpersahabatan dengan
teman-temanmu, serta hormatilah orang tua dan gurumu. Jadikan mereka suluh
hidupmu, ” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Kikin memberikan apresiasi dan
hadiah kepada dua pelajar Tebuireng yang telah mengharumkan nama Indonesia di ajang
International Mathematics Contest di Singapura (IMC Singapore). Ajang
bergengsi yang digelar pada 29 Juli-1 Agustus laluitu diikuti 11 negara, antara
lain Indonesia, Tiongkok, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Filipina, Korea,
Thailand, Iran, Singapura dan Vietnam.
Himmayatussorofil Maulida, siswi SMA Trensains Tebuireng yang
meraih medali emas dalam ajang bergengsi tersebut, mendapatkan piagam penghargaan
dan hadiah sebesar Rp 5 juta. SedangkanSinergy Muharram, siswa Madrasah Aliyah
Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng yang meraih medali merit mendapatkan piagam penghargaan
dan hadiah sebesar Rp. 2 juta. [dutaislam.com/ day]
Source: KBAswaja