DutaIslam.Com - Perdebatan masalah "Sayidina" terjadi antara ulama ahli hadis dari Aswaja Syaikh al-Ghummari dan dari Salafi Wahabi Syaikh Albani.
Metode yang dipakai Syaikh al-Ghummari adalah mengamalkan dua hadis:
" ﻓﻨﺤﻦ ﺣﻴﻦ ﻧﺬﻛﺮ اﻟﺴﻴﺎﺩﺓ ﻓﻲ اﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﻢ ﻧﺰﺩﻫﺎ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ ﺃﻧﻔﺴﻨﺎ، ﻭﻟﻜﻦ ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: " ﺃﻧﺎ ﺳﻴﺪ ﻭﻟﺪ ﺁﺩﻡ ". ﻓﻀﻤﻤﻨﺎ ﻫﺬا اﻟﺤﺪﻳﺚ ﺇﻟﻰ ﺣﺪﻳﺚ اﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻴﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﻋﻤﻠﻨﺎ ﺑﺎﻟﺪﻟﻴﻠﻴﻦ "!
Ketika kami menyebut Sayidina dalam Salawat kepada Nabi shalla Allahu alaihi wa sallama bukan tambahan dari kami, namun dari sabda Nabi shalla Allahu alaihi wa sallama: "Aku adalah Sayid anak Adam" [HR Muslim]. Maka kami kumpulkan hadis ini ke hadis Salawat kepada Nabi shalla Allahu alaihi wa sallama. Dan kami mengamalkan 2 hadis (Silsilah Ahadits Dlaifah)
Sedangkan Syaikh Bin Baz selaku Mufti Arab Saudi menguatkan metode dalil di atas dan membolehkan membaca Sayidina:
ﺃﻣﺎ اﻹﺗﻴﺎﻥ ﺑﻬﺎ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻓﻼ ﺑﺄﺱ، ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﺃﻧﺎ ﺳﻴﺪ ﻭﻟﺪ ﺁﺩﻡ ﻳﻮﻡ اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻭﻻ ﻓﺨﺮ (رواه مسلم) »
"Membaca Sayid di luar salat maka tidak apa-apa. Sesuai sabda Nabi ishalla Allahu alaihi wa sallama: Aku adalah Sayid anak Adam di hari kiamat, dan tidak sombong [HR Muslim]" (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 7/65)
Ma'ruf Khozin, Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Surabaya
