Hilangnya Kaum Sodom Gay Lesbian di Banjarnegara
Cari Berita

Advertisement

Hilangnya Kaum Sodom Gay Lesbian di Banjarnegara

Kamis, 03 Maret 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
DutaIslam.Com - Sejarah

Dukuh Kaum Sodom yang Hilang 


Kisah nyata warga yang hilang dari Kabupaten Banjarnegara (Dukuh Legetang, Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Banjarnegara, JawaTengah)

Legetang adalah sebuah nama dukuh makmur yang lokasinya tidak jauh dari dataran tinggi Pegunungan Dieng-Banjarnegara, sekitar dua kilometer di sebelah utara. Penduduknya kebanyakan adalah para petani yang cukup sukses. Mereka bertani sayuran, kentang, wortel, kobis, dan sebagainya. 

Apabila di daerah lain tidak panen, penduduk Legetang tetap panen berlimpah. Kualitas buah dan sayur yang dihasilkan juga lebih baik dari yang lain. Namun bukannya mereka bersyukur, dengan segala kenikmatan ini, mereka malah banyak melakukan kemaksiatan. Barangkali ini yang dinamakan “istidraj” atau disesatkan Allah dengan cara diberi rezeki yang banyak namun orang tersebut akhirnya makin tenggelam dalam kesesatan.

Dulu, masyarakat Legetang umumnya ahli maksiat. Banyak hiburan penuh maksiat di sana. Perjudian di dukuh ini merajalela, begitu pula minum-minuman keras. Tiap malam mereka mengadakan pentas lengger, sebuah kesenian tradisional yang dibawakan oleh para penari perempuan yang sering berujung kepada perzinaan, baik antara laki-laki dengan perempuan maupun sesama jenis (LGBT) seperti dikisahkan oleh kaum Nabi Luth itu. Ada juga anak yang malah melakukan kemaksiatan menggauli ibunya sendiri, bapak dengan anak perempuannya serta beragam kemaksiatan lain yang anggaplah sudah sedemikian parah waktu itu.

Pada suatu malam, 17 April 1955, turun hujan yang amat lebat di dukuh itu. Tapi masyarakat Legetang masih saja tenggelam dalam kemaksiatan. Tengah malam hujan baru reda. Tiba-tiba terdengar suara keras seperti sebuah bom besar dijatuhkan di sana, atau seperti suara benda yang teramat berat jatuh tanpa tahu darimana asalnya. Suara itu terdengar sampai ke desa-desa tetangga. Namun malam itu tidak ada satu pun yang berani keluar karena selain suasana teramat gelap, jalanan pun sangat licin. Panik.
Pada pagi harinya, masyarakat sekitar Legetang yang penasaran dengan suara amat keras itu baru keluar rumah dan ingin memeriksa bunyi semalam tadi. Mereka sangat kaget ketika di kejauhan terlihat puncak Gunung Pengamun-Amun sudah terbelah, alias rompal. Dan mereka lebih kaget lagi ketika melihat Dukuh Legetang sudah tertimbun tanah dari irisan puncak gunung tersebut.

Bukan saja tertimbun tapi sudah berubah menjadi sebuah bukit, mengubur seluruh dukuh beserta warganya. Dukuh Legetang yang tadinya berupa lembah, kini sudah menjadi sebuah gundukan tanah baru menyerupai bukit. Seluruh penduduknya mati. Gegerlah kawasan Dieng. 

Untuk mengingat peristiwa kelam itu, kini diabadikan dengan sebuah tugu. Lihat gambar berikut ini: Di tugu tersebut ditulis dengan plat logam: 

TUGU PERINGATAN ATAS TEWASNJA 332 ORANG PENDUDUK DUKUH LEGETANG SERTA 19 ORANG TAMU DARI LAIN-LAIN DESASEBAGAI AKIBAT LONGSORNJA GUNUNG PENGAMUN-AMUN PADA TG. 16/17-4-1955

Tugu peringatan penduduk Dukuh Legetang, Banjarnegara yang musnah

Siapa yang mampu memindahkan puncak gunung itu ke suatu tempat untuk mengubur satu desa kecuali Allah Yang Maha Kuasa?

Baik, bayangkan apabila satu dusun saja menghalalkan maksiat seperti LGBT dan Incest saja Allah berikan adzab hanya dalam satu malam. Bagaimana bila negeri kita tercinta menghalalkan LGBT dengan alasan Hak Asasi Manusia? Baca beritanya: Indonesia Memasuki Perang Generasi Empat, Termasuk LGBT.

Sungguh apabila mereka meminta hak mereka, maka sebaik baiknya hak mereka ialah kita sadarkan dan kita sembuhkan, dan apabila pemimpin negeri ini keliru bertindak, bisa jadi, ya bisa jadi, tak ada yang mustahil, negeri kita akan ditimpakan bencana layaknya Legetang, Kota Pompeii atau kota kaum Sodom zaman kaum Nabi Luth itu. Naudzubillahimin dzalik.

“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?” (Q.S al-Mulk 67: 16).

Terimakasih.

Source: pelbagai sumber dan edited

Lokasi Dukuh Legetang, Banjarnegara
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB