Menikmati Nasehat Hidup Akhir Zaman
Cari Berita

Advertisement

Menikmati Nasehat Hidup Akhir Zaman

Senin, 21 Desember 2015
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

Oleh M Rikza Chamami (UIN Walisongo)

Banyak yang aneh jika dirasakan akhir-akhir ini. Apalagi keanehan itu muncul dari dinamika hidup beragama. Orang yang ahli ibadah dan banyak santri dikatakan ahli bid'ah dlalalah dan akan masuk neraka. Orang yang rajin bershalawat dan ziarah dikatakan tidak mengikuti sunnah. Adapula yang mudah menyebut orang berpeci dan bersarung sebagai kafir.

Ketika ditanya kenapa demikian? Jawabnya ingin meneguhkan agama Islam yang original dengan kembali pada al-Qur'an dan sunnah.

Ketika kembali ditanya kenapa bangga kalau berbeda pendapat dengan sesana muslim? Jawabnya kalau dengan non-muslim jelas musuh dan dengan orang muslim hanya ingin meluruskan agar agamanya benar. Tapi kenapa harus mencela dengan istilah kafir? Mereka berhenti tak bisa menjawab.

Rupa-rupanya kondisi akhir zaman ini sudah ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdurrahman Al Usfuri yang terkenal kitabnya di dunia pesantren bernama "Al Ushfuriyah".

Hadits ketiga puluh yang ditulis di akhir kitab ini menjelaskan tentang sifat-sifat manusia di akhir zaman. Ibnu Abbas menyampaikan sabda Rasulullah: "Pada akhir zaman akan muncul golongan-golongan yang berwajah manusia, namun berhati syetan".

Sangat ngeri sekali deskripsi hadits ini.

Bahkan dilanjutkan lagi bahwa mereka seperti serigala buas yang hatinya tidak memiliki belas kasihan sedikitpun. Suka menumpahkan darah dan tidak suka menjauhi hal yang buruk.

Jika kita ikuti, mereka akan mendekat. Dan jika dijauhi mereka akan mengumpat. Dan jika diberi amanat, mereka akan berkhianat.

Itulah yang digambarkan oleh Rasulullah begitu beratnya manusia menjaga wibawa agama di tengah-tengah arus modernisasi yang semakin komplek ini.

Mereka yang sudah berbuat semacam ini diibaratkan oleh Rasullah sebagaimana garam dalam air. Hatinya selalu meleleh larut di dalam air. Agama dilepas dan tidak bermakna dan berasa. Sunnah sudah jauh darinya.

Nabi pun masih mengibaratkan bahwa hidup di akhir zaman sangat susah seperti ulat di dalam cuka. Sunngguh susah sekali ulat akan bisa bertahan hidup.

Rasul pun mengibaratkan bahwa menjaga agama di akhir zaman ibarat memegang bara di tangan. Jika dibiarkan bara akan padam. Jika diambil dengan tangan juga akan membakar.

Itulah tiga ibrah hidup yang digambarkan oleh Nabi dengan garam, ulat dan bara api. Sungguh mulia Rasulullah menancapkan agama Islam sebagai agama yang rahmatan lil 'alamin, agama yang penuh senyum tanpa kenarahan.

Oleh sebab itu, At Tirmidzi memberikan penegasan mengenai hadits Nabi: "Senyummu kepada saudaramu akan mendapatkan pahala". Imam Addimyati dalam Kitabnya Al Matjarurobih menambahkan bahwa pahala orang senyum sama dengan pahala orang shadaqah.

Kita juga perlu mengingat nasehat Imam Nawawi Al Bantani dalam Kitab Nashaihul Ibad: "Hindarilah tiga perkara dengan tiga perkara lainnya: takabbur dengan merendahkan hati, tamak dengan suka rela terhadap sesuatu dan hasud (iri hati) dengan nasihat".

Sungguh mulia nasehat ini mengarahkan kita dalam segala hidup. Beragama juga tidak boleh sombong dengan mengatakan pendapatnya yang paling benar.

Beragama juga tidak diperbolehkan tamak dengan menguasai tanpa rendah hati. Begitu pula orang beragama sangat menanti nasehat-nasehat mulia.

Dengan demikian, maka orang akan ramah dalam beragama.

Selamat bershalawat di malam bulan Maulud Nabi.

اللهم صل على سيدنا محمد

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB